P STRATIFIKASI SOSIAL ~ Mas Yudi ..!!!
Assalamu'alaikum ..... Selamat Datang di Blog Anak Desa ...

Beranda

Sabtu, 11 September 2021

STRATIFIKASI SOSIAL



STRATIFIKASI SOSIAL DAN DINAMIKA MASYARAKAT DALAM KEBERAGAMAN

Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran 3 ini diharapkan ananda mampu menjelaskan stratifikasi sosial dan dinamika masyarakat dalam keberagaman.


1. Pengertian Stratifikasi sosial

Stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat/penduduk kedalam kelas-kelas secara bertingkat-tingkat (hierarkis). Pelapisan sosial merupakan terjemahan dari Sosial Stratification. Kata stratification berasal dari kata stratum yang artinya tingkatan. Para ahli yang memberikan pengertian tentang stratifikasi sosial antara lain :

a. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt

Stratifikasi sosial berarti sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.

b. Pitirim A. Sorokin

Stratifikasi sosial merupakan ciri yang tetap pada setiap kelompok sosial yang teratur. Lebih lanjut beliau mengatakan stratifikasi sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.

c. Robert MZ. Lawang

Stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, previlese dan prestise.

d. Bruce J. Cohen

Stratifikasi sosial adalah sistem yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang sesuai.

2. Dasar-dasar stratifikasi dalam masyarakat

Dasar stratifikasi dalam masyarakat disebabkan oleh adanya sesuatu yang dihargai lebih. Dasar atau ukuran yang umumnya dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat kedalam suatu pelapisan sosial adalah sebagai berikut :

a. Ukuran Kekayaan

Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut, misalnya, dapat dilihat pada bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadinya, cara menggunakan pakaian, kebiasaan berbelanja dan lain-lain.

b. Ukuran Kekuasaan

Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan atas. Dalam hal ini dapat dicontohkan dengan kehidupan para raja, dimana mereka memiliki kekuasaan yang absolut, sehingga raja dan keluarga atau keturunannya selalu berada pada lapisan atas, dalam kehidupannya. Di samping raja dapat juga diambil contoh para kepala negara, yang meskipun mereka dipilih oleh rakyatnya secara demokratais, tetapi kekuasaan itu akan melekat secara otomatis pada diri para pemimpin negara.

c. Ukuran Kehormatan

Orang yang paling disegani atau dihormati , mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya yang mendapat tempat diatas adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa. Demikian juga para pemimpin agama, mereka sangat dihormati oleh umatnya, bahkan perilakunya dijadikan sebagai suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian para rohaniawan secara umum berada pada lapisan atas karena kehormatan.

d. Ukuran Ilmu Pengetahuan/Pendidikan

Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat yang meng-hargai ilmu pengetahuan. Tetapi kadang kadang-kadang ukuran tersebut menyebabkan terjadinya hal-hal yang negatif. Karena ternyata yang dijadikan ukuran bukan ilmu pengetahuannya melainkan gelar kesarja-nannya.

Dampaknya ada-lah segala macam cara akan ditempuh untuk mengejar gelar tersebut walau dengan cara-cara yang tidak benar. Ukuran-ukuran di atas tidaklah bersifat Terbatas (limitatif), karena masih banyak ukuran-ukuran lain yang dapat digunakan, Tetapi ukuran-ukuran di atas sangat menentukan sebagai dasar timbulnya sistem lapisan dalam masyarakat.

3. Sifat – sifat stratifikasi sosial

Secara umum sifat yang ada dalam stratifikasi sosial adalah sebagai berikut :

a. Bersifat tertutup

Startifikasi dengan sifat yang tertutup membatasi seseorang untuk berpindah dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik pindah ke atas maupun ke bawah. Satu-satunya jalan untuk menduduki lapisan tersebut hanya melalui kelahiran. Contohnya pada masyarakat yang menganut sistem kasta, masyarakat feodal dan masyarakat yang menggunakan ciri-ciri fisik sebagai ukuran lapisan seorang individu.

b. Bersifat terbuka

Dalam sistem pelapisan yang bersifat terbuka, setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk menduduki lapisan yang paling atas. Dalam lapisan yang demikian setiap individu termotivasi untuk mencapai keinginannya sesuai dengan kemampuan dirinya. Dengan demikian kompetisi akan terjadi dan pembangunan lebih cepat berjalan.

c. Bersifat campuran

Dalam sistem yang bersifat campuran akan kita jumpai dalam masyarakat bahwa untuk hal-hal tertentu menggunakan sistem tertutup sementara pada hal yang lain menggunakan sistem terbuka. Contoh sederhana adalah masyarakat Bali yang masih menganut sistem kasta dalam kehidupan sosial budayanya, namun dalam bidang ekonomi siapa saja boleh berkompetisi. Artinya di sini terjadi keterbukaan dalam bidang ekonomi tanpa memandang seseorang berasal dari kasta apa.


4. Bentuk – bentuk startifikasi sosial

Ada dua bentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat yang dapat kita lihat yaitu :

a. Sistem Kasta

Menurut Lumberg kasta adalah suatu kategori di mana para anggotanya ditunjuk dan ditetapkan pada status yang permanen dalam hierarki sosial yang diberkan, serta hubungan-hubungannya dibatatsi sesuai dengan statusnya.

Sistem kasta adalah bentuk stratifikasi sosial yang memberikan garis secara jelas antara satu lapisan dengan lapisan yang lain dan sifatnya sangat kaku. Dalam pelapisan dengan menggunakan sistem kasta mutu pribadi sama sekali tidak diperhitungkan. Seseorang menduduku lapisan tertentu semata- mata hanya karena ia memiliki orang tua yang telah berada pada lapisan yang tertentu tersebut. Salah satu masyarakat yang masih menganut sistem kasta adalah India.

Dalam bentuk aslinya, kasta di India terdiri atas empat kategori yaitu seperti berikut :

1. Brahmana, yaitu kastanya para pendeta dan pemimpin agama
2. Ksatria, yaitu kastanya para militer/ tentara serta para pejuang
3. Waisya, yaitu kastanya para pedagang, petani dan pekerja cantor.
4. Sudra, yaitu kastanya para pembantu rumah tangga dan buruh tani


Selain empat kelompok kasta di atas masih ada lagi yang disebut dengan “harijans”. Mereka yang termasuk dalam kelompok ini adalah individu yang berada di luar kasta atau kaum orang miskin. Dalam setiap kasta ada lagi subkasta yang jumlahnya sangat banyak.

b. Sistem kelas

Dalam startifikasi dengan sistem kelas lebih berifat dinamis dan fleksibel. Kelas sosial bukanlah warisan dari keluarga, karena setiap individu dapat memperolehnya dengan suatu usaha yang benar-benar. Dalam sistem kelas perubahan lapisan antara satu orang dengan orang lain sangat bervariasi dan bersifat terbuka. Seseorang yang pada waktu tertentu dalam posisi di atas mungkin suatu saat dia akan menempati urutan yang paling bawah akibat kepandaian dan kecerdasan orang lain yang mampu menyaingi dirinya. Pembagian kelas pada umumnya di dasarkan pada kriteria ekonomi, sosial maupun politik.

5. Makna Keragaman

Bagaimana keragaman manusia yang merupakan kenyataan yang tidak perlu dipermasalahkan, sehingga kesetaraan antar manusia akan mengantarkan hidup manusia menjadi enak (tentram, senang hati). Persatuan dan kesatuan bangsa yang terwujud dari sejumlah suku bangsa yang semula merupakan masyarakat yang berdiri sendiri dan mendukung kebudayaan yang beraneka ragam itu perlu diperkokoh dengan kerangka acuan yang bersifat nasional, yaitu kebudayaan nasional.

Suatu kebudayaan yang memberikan makna bagi kehidupan berbangsa dan berkepribadian, akan dapat dibanggakan sebagai identitas nasional. Akan tetapi dalam masyarakat majemuk dengan keragaman latar belakang kebudayaan seperti yang terjadi di Indonesia tidaklah mudah untuk mengembangkan suatu kebudayaan nasional hanya dengan mengandalkan pada kemampuan dan kemapanan masyarakat semata.

Meskipun menurut sejarah, masyarakat Indonesia relatif berasal dari nenek moyang yang sama, tetapi karena keadaan geografiknya, akhirnya masyarakat Indonesia bersifat majemuk. Kondisi geografis yang menjadi penyebab kemajemukan masyarakat, adalah:

1. Bentuk wilayah yang berupa kepulauan. Kondisi ini mengakibatkan, meskipun berasal dari nenek moyang yang sama, tetapi akhirnya mereka terpisah-pisah di berbagai pulau yang saling berbeda, sehingga masing-masing terisolasi dan mengembangkan kebudayaan sendiri. Jadilah masyarakat Indonesia mengalami kemajemukan ethnik atau suku bangsa.

2. Letak wilayah yang strategis, di antara dua benua dan dua samudera, kondisi ini mengakibatkan Indonesia banyak didatangi oleh orang-orang asing yang membawa pengaruh unsur kebudayaan, antara lain yang paling menonjol adalah agama. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat Indonesia majemuk dalam hal agama. Lima agama besar dunia ada di Indonesia ditambah dengan agama lainnya.

3. Variasi iklim, jenis serta kesuburan tanah yang berbeda di antara beberapa tempat, misalnya daerah Indonesia bagian Timur yang lebih kering, tumbuh menjadi suku bangsa peternak, daerah Jawa dan Sumatra yang dipengaruhi vulkanisme tumbuh menjadi daerah dengan masyarakat yang hidup dari bercocok tanam. Variasi iklim dan jenis serta kesuburan tanah ini mengakibatkan masyarakat Indonesia majemuk dalam hal kultur, antara lain cara hidup.

Seperti yang kita tahu ananda, di Indonesia terdapat berbagai macam kebudayaan yang berasal dari hampir seluruh suku bangsa. Coba ananda renungkan, Hal ini apakah memungkinkan terwujud sebagai masyarakat multikultural? Syarat terwujudnya masyarakat multikultural adalah apabila warganya dapat hidup berdampingan, toleransi dan saling menghargai. Nilai- nilai tersebut harus dijadikan pedoman untuk bertindak, baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik maupun tindakan individual. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia adalah merupakan bagian integral daripada kebudayaan Indonesia.


Rangkuman

Stratifikasi sosial adalah penggolongan atau pembedaan masyarakat secara vertikal, yaitu penggolongan masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat- tingkat (hierarkis) dari status yang di sandangnya.

Dasar stratifikasi dalam masyarakat disebabkan oleh adanya sesuatu yang dihargai lebih. Dasar atau ukuran yang umumnya dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat kedalam suatu pelapisan sosial adalah ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengatahuan/pendidikan.

Secara umum sifat yang ada dalam stratifikasi sosial adalah sebagai berikut :

  1. Bersifat tertutup, Startifikasi dengan sifat yang tertutup membatasi seseorang untuk berpindah dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik pindah ke atas maupun ke bawah.
  2. Bersifat terbuka, Dalam sistem pelapisan yang bersifat terbuka, setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk menduduki lapisan yang paling atas.
  3. Bersifat campuran, Dalam sistem yang bersifat campuran akan kita jumpai dalam masyarakat bahwa untuk hal-hal tertentu menggunakan sistem tertutup sementara pada hal yang lain menggunakan sistem terbuka.

Ada dua bentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat yang dapat kita lihat yaitu :

1. Sistem Kasta

Sistem kasta adalah bentuk stratifikasi sosial yang memberikan garis secara jelas antara satu lapisan dengan lapisan yang lain dan sifatnya sangat kaku.

Salah satu masyarakat yang masih menganut sistem kasta adalah India. Dalam bentuk aslinya, kasta di India terdiri atas empat kategori yaitu seperti berikut :

a. Brahmana, yaitu kastanya para pendeta dan pemimpin agama
b. Ksatria, yaitu kastanya para militer/ tentara serta para pejuang
c. Waisya, yaitu kastanya para pedagang, petani dan pekerja cantor.
d. Sudra, yaitu kastanya para pembantu rumah tangga dan buruh tani

2. Sistem kelas

Dalam stratifikasi dengan sistem kelas lebih berifat dinamis dan fleksibel. Kelas sosial bukanlah warisan dari keluarga, karena setiap individu dapat memperolehnya dengan suatu usaha yang benar-benar. Dalam sistem kelas perubahan lapisan antara satu orang dengan orang lain sangat bervariasi danberisfat terbuka.


Makna Keragaman

Persatuan dan kesatuan bangsa yang terwujud dari sejumlah suku bangsa yang semula merupakan masyarakat yang berdiri sendiri dan mendukung kebudayaan yang beraneka ragam itu perlu diperkokoh dengan kerangka acuan yang bersifat nasional, yaitu kebudayaan nasional.

Kondisi geografik yang menjadi penyebab kemajemukan masyarakat, adalah:

a. Bentuk wilayah yang berupa kepulauan.
b. Letak wilayah yang strategis,
c. Variasi iklim, jenis serta kesuburan tanah yang berbeda di antara beberapa tempat.



0 komentar:

Posting Komentar