P ~ Mas Yudi ..!!!
Assalamu'alaikum ..... Selamat Datang di Blog Anak Desa ...

Beranda

Senin, 20 Mei 2013

PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Setidaknya terdapat beberapa pendekatan dari perspektif sosiologi yang dapat digunakan dalam menganalisis permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam bidang pendidikan. Di antaranya seperti yang disampaikan oleh Abu Ahmadi dalam bukunya ‘Sosiologi Pendidikan’ yaitu pendekatan individu, sosial, interaksi dan teori medan.

A.    Pendekatan Individu (The Individual Approach)
Dalam pendekatan individu titik penekanannya adalah tingkah laku individu. Setidaknya ada dua faktor yang mempengaruhi pendekatan individu ini yakni faktor internal yang meliputi faktor-faktor biologis dan faktor eksternal yang meliputi faktor-faktor lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Dalam pendekatan individual ini titik tekannya adalah faktor-faktor biologis yang menguasai tingkah laku individu daripada faktor-faktor psikologis, namun kedua faktor ini tetaplah faktor primernya sedangkan faktor lingkungan sekitar fisik dan lingkungan sosial merupakan faktor sekunder. Hal ini dikarenakan pendekatan individu berasumsi bahwa individu adalah primer dan masyarakat adalah sekunder.[1]
1.      Faktor Biologis Pada Tingkah Laku Manusia
Perbedaan antara faktor biologis dan psikologis pada tingkah laku manusia adalah pada faktor biologis manusia dipandang sebagai organisme yang murni dan sederhana, sedangkan pada faktor psikologis manusia dipandang sebagai organisme yang cerdas dan mempunyai kecerdasan (inteligen). Kemudian yang menjadi problem terbesar pada biologi adalah usaha untuk menemukan elemen-elemen tingkah laku mana yang dapat diwariskan secara biologis dan elemen-elemen tingkah laku mana yang disebabkan oleh lingkungan sekitar dan apakah elemen tingkah laku inheritas (keturunan biologis/ hereditas) itu dapat diubah atau tidak?, kalau dapat diubah sejauh mana perubahan dapat terjadi?
2.      Faktor Psikologis Pada Tingkah Laku Manusia
Sebenarnya perbedaan antara faktor psikologis dan biologis tidak begitu ekstrim, tajam dan statis. Seiring dengan kemajuan-kemajuan penelitian ilmiah maka dapat diketahui bahwa sebenarnya hubungan psikologi dan biologi sifatnya timbal-balik, bahkan justru keduanya saling melengkapi di dalam mempelajari tingkah laku manusia. Bukti dari ini adalah munculnya penelitian-penelitian psikologi mengenai konsep insting (instinct).
Singkatnya dapat disimpulkan bahwa pendekatan individu belumlah lengkap untuk menerangkan semua gejala tingkah laku manusia mengingat bahwa individu-individu adalah hidup dengan dan dalam masyarakat. Jadi faktor masyarakat itupun harus diakui peranannya sebagai pembentuk tingkah laku anggota masyarakatnya.
B.     Pendekatan Sosial (The Societal Approach)
Titik tekan pendekatan ini adalah masyarakat dengan berbagai lembaga, kelompok, organisasi dan aktivitasnya. Secara kongkrit pendekatan sosial ini membahas aspek-aspek atau komponen dari kebudayaan manusia, seperti keluarga, tradisi, adat-istiadat, dan sebagainya. Jadi segala sesuatu yang dianggap produk bersama adalah milik bersama atau milik masyarakat. Jadi jelas di sini yang menjadi gejala primer adalah kelompok masyarakat, sedangkan individu merupakan gejala sekunder saja.
Secara ekstrim, pendekatan sosial ini berasumsi bahwa tingkah laku individu-individunya secara mutlak ditentukan oleh masyarakat dan kebudayaan masyarakat, sehingga individualitas tenggelam di dalam sosialtas manusia. Tingkah laku yang demikian ini dapat ditemukan dalam masyarakat yang benar-benar homogen yang kuat tradisi dan tata caranya. Sehingga inidividu-individu yang menyimpang dari pola tingkah laku masyarakat dianggap abnormal dan pasti dikeluarkan dari masyarakatnya.
Kalau diperhatikan secara seksama, prinsip dari pendekatan sosial ini tak dapat disangkal kebenarannya, tetapi secara ekstrem dan absolut, pendekatan sosial ini menunjukkan kelemahan-kelemahannya, sebab betapapun homogennya dan kuatnya tata cara hidup masyarakat di situ masih juga didapati perilaku individualitas pada anggota masyarakat. Mengapa demikian? Karena setiap individu mempunyai watak dan kepribadiannya masing-masing. Bahkan tidak jarang keseragaman tingkah laku pada masyarakat dianggap sebagai paksaan yang membelenggu kreatifitas individu tersebut. Karena pada dasarnya pola tingkah laku individu manusia selalu didapati sifat-sifat kreatif dan dinamis.
C.     Pendekatan Interaksi (The Interaction Approach)
Di dalam pendekatan interaksi ini perhatiannya adalah penggabungan dari pendekatan individu dan pendekatan sosial melalui interaksi. Sebab pada kenyataannya menurut pendekatan interaksi ini, individu dan masyarakat itu saling mempengaruhi dan memiliki hubungan timbal balik. Jadi antara individu dan masyarakat itu mempunyai daya kekuatan yang saling membentuk dan saling menyempurnakan.[7]
Kesimpulannya pendekatan ini ingin menjelaskan bahwa untuk mengetahui tingkah laku manusia harus dilihat dari individu dan masyarakat. Jadi sosiologi pendidikan tidak semata-mata hanya mempelajari individu atau masyarakat saja tetapi harus kedua-duanya.
D.    Teori Medan (field theory)
Teori medan adalah teori yang diperkenalkan oleh Dr. Kurt Lewin dari bidang psikologi yang kemudian dikembangkan oleh J.F Brown dalam psikologi sosial. Inti dari teori medan adalah meneliti struktur medan hidup (life space) beserta pribadi (Person) dan medan sosial (life space sosial) nya. Medan hidup ini merupakan kondisi-kondisi, syarat-syarat dan situasi-situasi kongkrit yang menyertai gerak individu pribadi tadi. Obyeknya adalah organisme manusia. Cara bekerjanya teori medan itu mempergunakan metode hipotetis- deduktif. Ciri khas lain dari teori medan adalah menggunakan bahasa genotype. Dan lagi bahwa dalam teori medan digunakanlah konsep-konsep dan gambar-gambar mathematis.
KESIMPULAN
Jadi dari apa yang sudah dipaparkan di atas dapat kita lihat bahwa setidaknya ada empat pendekatan sosiologis yang dapat digunakan dalam menganalisis masalah-masalah pendidikan yaitu, pendekatan individu, sosial, interaksi dan teori medan. Namun perlu kita sadari juga bahwa semua pendekatan ini tidak bisa berdiri sendiri sehingga dibutuhkan semua pendekatan untuk menghasilkan analisis yang lebih empiris dan sempurna.
REFERENSI
Ahmadi, Abu. Sosiologi Pendidikan, Jakarta, 2007.
sumb3r:
http://proletargameover.blogspot.com/2012/10/pendekatan-pendekatan-dalam-sosiologi.html

0 komentar:

Posting Komentar