Ada beberapa cara melakukan uji asumsi normalitas ini yaitu
menggunakan analisis Chi Square dan Kolmogorov-Smirnov. Bagaimana
analisisnya untuk sementara kita serahkan pada program analisis
statistik seperti SPSS dulu ya. Tapi pada dasarnya kedua analisis ini
dapat diibaratkan seperti ini :
- pertama komputer memeriksa data kita, kemudian membuat sebuah data virtual yang sudah dibuat normal.
- kemudian komputer seolah-olah melakukan uji beda antara data yang kita miliki dengan data virtual yang dibuat normal tadi.
- dari hasil uji beda tersebut, dapat disimpulkan dua hal :
jika p lebih kecil daripada 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa data yang kita miliki berbeda secara signifikan
dengan data virtual yang normal tadi. Ini berarti data yang kita miliki
sebaran datanya tidak normal.
jika p lebih besar daripada 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa data yang kita miliki tidak berbeda secara
signifikan dengan data virtual yang normal. Ini berarti data yang kita
miliki sebaran datanya normal juga.
Ukuran inilah yang digunakan untuk menentukan apakah data kita berasal dari populasi yang normal atau tidak.
Bagaimana Jika Tidak Normal?
Tenang…tenang… data yang tidak normal
tidak selalu berasal dari penelitian yang buruk. Data ini mungkin saja
terjadi karena ada kejadian yang di luar kebiasaan. Atau memang kondisi
datanya memang nggak normal. Misal data inteligensi di sekolah anak-anak
berbakat (gifted) jelas tidak akan normal, besar kemungkinannya akan
juling positif.
Lalu apa yang bisa kita lakukan?
- Kita perlu ngecek apakah ketidaknormalannya parah nggak. Memang sih nggak ada patokan pasti tentang keparahan ini. Tapi kita bisa mengira-ira jika misalnya nilai p yang didapatkan sebesar 0,049 maka ketidaknormalannya tidak terlalu parah (nilai tersebut hanya sedikit di bawah 0,05). Jika ketidaknormalannya tidak terlalu parah lalu kenapa? Ada beberapa analisis statistik yang agak kebal dengan kondisi ketidaknormalan ini (disebut memiliki sifat robust), misalnya F-test dan t-test. Jadi kita bisa tetap menggunakan analisis ini jika ketidaknormalannya tidak parah.
- Kita bisa membuang nilai-nilai yang ekstrem, baik atas atau bawah. Nilai ekstrem ini disebut outliers. Pertama kita perlu membuat grafik, dengan sumbu x sebagai frekuensi dan y sebagai semua nilai yang ada dalam data kita (ini tentunya bisa dikerjakan oleh komputer). Nah dari sini kita akan bisa melihat nilai mana yang sangat jauh dari kelompoknya (tampak sebagai sebuah titik yang nun jauh di sana dan nampak terasing…sendiri…). Nilai inilah yang kemudian perlu dibuang dari data kita, dengan asumsi nilai ini muncul akibat situasi yang tidak biasanya. Misal responden yang mengisi skala kita dengan sembarang yang membuat nilainya jadi sangat tinggi atau sangat rendah.
- Tindakan ketiga yang bisa kita lakukan adalah dengan mentransform data kita. Ada banyak cara untuk mentransform data kita, misalnya dengan mencari akar kuadrat dari data kita, dll.
- Bagaimana jika semua usaha di atas tidak membuahkan hasil dan hanya membuahkan penyesalan (wah..wah.. nggak segitunya kali ya?) . Maka langkah terakhir yang bisa kita lakukan adalah dengan menggunakan analisis non-parametrik. Analisis ini disebut juga sebagai analisis yang distribution free. Sayangnya analisis ini seringkali mengubah data kita menjadi data yang lebih rendah tingkatannya. Misal kalo sebelumnya data kita termasuk data interval dengan analisis ini akan diubah menjadi data ordinal.
Well, demikian kiranya paparan atau
sharing tentang normalitas. Semoga dalam waktu dekat saya bisa tahu
gimana caranya meng-upload gambar ke dalam blog ini dalam posisi yang
manis jadi penjelasan saya bisa jadi lebih visualized gitu deh. Semoga
juga saya juga bisa segera mengubah tampilan SPSS menjadi JPG, jadi kita
bisa belajar baca hasil analisis di blog ini, OK? Semoga….. (kayak
lagunya katon nih)
Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov
Banyak sekali teknik pengujian
normalitas suatu distribusi data yang telah dikembangkan oleh para ahli.
Kita sebenarnya sangat beruntung karena tidak perlu mencari-cari cara
untuk menguji normalitas, dan bahkan saat ini sudah tersedia banyak
sekali alat bantu berupa program statistik yang tinggal pakai (bajakan
lagi). Berikut adalah salah satu pengujian normalitas dengan menggunakan
teknik Kolmogorov Smirnov.
Uji Kolmogorov Smirnov merupakan
pengujian normalitas yang banyak dipakai, terutama setelah adanya banyak
program statistik yang beredar. Kelebihan dari uji ini adalah sederhana
dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan
pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas dengan
menggunakan grafik.
Konsep dasar dari uji normalitas
Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang
akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi
normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk
Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov
adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal
baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05
berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di
atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Penerapan pada
uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05
berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan
data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Sampai di sini dah
ngerti lum????
Lebih lanjut, jika signifikansi di atas
0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data
yang akan diuji dengan data normal baku, artinya….ya berarti data yang
kita uji normal, kan tidak berbeda dengan normal baku.
O, ya ada juga kelemahan dari Uji
Kolmogorov Smirnov (mohon maaf kepada Bapak Almarhum Kolmogorov dan
Bapak Almarhum Smirnov), yaitu bahwa jika kesimpulan kita memberikan
hasil yang tidak normal, maka kita tidak bisa menentukan transformasi
seperti apa yang harus kita gunakan untuk normalisasi. Jadi ya kalau
tidak normal, gunakan plot grafik untuk melihat menceng ke kanan atau ke
kiri, atau menggunakan Skewness dan Kurtosis sehingga dapat ditentukan
transformasi seperti apa yang paling tepat dipergunakan.
Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov dengan Program SPSS
Pengujian normalitas dengan menggunakan
Program SPSS dilakukan dengan menu Analyze, kemudian klik pada
Nonparametric Test, lalu klik pada 1-Sample K-S. K-S itu singkatan dari
Kolmogorov-Smirnov. Maka akan muncul kotak One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test. Data yang akan diuji terletak di kiri dan pindahkan ke kanan
dengan tanda panah. Lalu tekan OK saja. Pada output, lihat pada baris
paling bawah dan paling kanan yang berisi Asymp.Sig.(2-tailed). Lalu
intepretasinya adalah bahwa jika nilainya di atas 0,05 maka distribusi
data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas, dan jika nilainya di bawah
0,05 maka diinterpretasikan sebagai tidak normal.
0 komentar:
Posting Komentar