P Pentingnya Pernikahan di dalam Islam ~ Mas Yudi ..!!!
Assalamu'alaikum ..... Selamat Datang di Blog Anak Desa ...

Beranda

Sabtu, 29 Desember 2012

Pentingnya Pernikahan di dalam Islam

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Islam adalah agama fitrah yang sangat menganjurkan pernikahan. Islam menolak sistem kerahiban (kependetaan yang tidak menikah) karena sistem tersebut bertentangan dengan fitrah kemanusiaan. Menikah merupakan naluri kemanusiaan (Gharizah Insaniyah). Jika naluri ini tidak dipenuhi dengan jalan yang sah yaitu pernikahan, maka ia akan mencari jalan-jalan syaitan yang menjerumuskan ke dalam perzinahan.
Rasulullah Muhammad SAW memerintahkan untuk menikah dan melarang keras kepada orang yang tidak mau menikah
Rasulullah SAW bersabda :
Artinya:
“Menikah adalah sunnahku. Barangsiapa yang enggan melaksanakan sunnahku, maka ia bukan dari golonganku. Menikahlah kalian! Karena sesungguhnya aku berbangga dengan banyaknya jumlah kalian di hadapan seluruh ummat. Barang-siapa memiliki kemampuan (untuk menikah), maka menikahlah. Dan barangsiapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa karena puasa itu adalah perisai baginya (dari berbagai syahwat).” (HR. Ibnu Majah).

Orang yang membujang pada umumnya hidup hanya untuk dirinya sendiri. Mereka membujang bersama hawa nafsu yang selalu menggelora, Mereka selalu ada dalam pergolakan melawan fitrahnya, meskipun ketaqwaannya dapat diandalkan, tetapi pergolakan yang terus-menerus akan semakin melemahkan iman dan ketahanan jiwa serta mengganggu kesehatan dan bisa membawa ke lembah kenistaan (kemaksiatan). Jadi orang yang enggan menikah itu sebenarnya tergolong orang yang paling sengsara dalam hidupnya. Mereka tidak bisa menikmati kesenangan hidup, baik kesenangan bersifat sensual maupun spiritual. Meskipun mereka kaya raya dan punya jabatan tinggi, namun mereka miskin dari karunia Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
Yang artinya “Dan nikahkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
”. (QS. An Nuur:32)
Pernikahan adalah penjaga moral sekaligus pembentuk unsur masyarakat sosial. Melalui pernikahan, sebuah keluarga akan terbentuk dan menjadi bagian terpenting dalam masyarakat. Selain itu, pernikahan adalah satu-satunya cara yang halal terjadinya proses hubungan intim (suami istri) antara pria dan wanita. Rumah tangga adalah salah satu lahan subur bagi peribadatan dan amal shalih di samping ibadah dan amal-amal shalih yang lain. Sampai-sampai bersetubuh (berhubungan suami-isetri) pun termasuk ibadah (sedekah). Rasulullah SAW bersabda: “Jika kalian bersetubuh dengan istri-istri kalian termasuk sedekah”. Mendengar sabda Rasulullah itu para shahabat keheranan dan bertanya: “Wahai Rasulullah, seorang suami yang memuaskan nafsu birahinya terhadap istrinya akan mendapat pahala ?” Nabi SAW menjawab: “Bagaimana menurut kalian jika mereka (para suami) bersetubuh dengan selain istrinya, bukankah mereka berdosa .? “Jawab para shahabat : “Ya, benar”. Beliau bersabda lagi : “Begitu pula kalau mereka bersetubuh dengan istrinya (di tempat yang halal), mereka akan memperoleh pahala”. (Hadits Shahih Riwayat Muslim, Ahmad dan Nasa’i dengan sanad yang Shahih).
Dengan menikah, suami tidak hanya sekedar mendapatkan seorang isteri, tetapi seorang suami akan mendapatkan seluruh kehidupan dunia. Mulai saat menikah sampai akhir hidupnya, isteri akan menjadi pasangan, sahabat, dan teman terbaik untuk suami. Seorang isteri akan menemani suami baik keadaan gembira maupun susah, dalam kesuksesan maupun kegagalan. Ketika suami sakit, isteri akan memberikan perhatian dan perawatan terbaik. Ketika suami membutuhkan bantuan, isteri akan melakukan yang terbaik yang bisa dilakukan untuk membantu suami.
Saat suami mempunyai rahasia, isteri akan menjaganya. Saat suami memerlukan nasihat, isteri akan memberikan nasihat yang terbaik. Isteri akan akan senantiasa menemani suami. Ketika suami bangun di pagi hari, yang pertama dilihatnya adalah isterinya. Dalam sehari penuh, isteri akan menemani suami. Jika dalam suatu waktu isteri tidak bersama dengan suami, dia (isteri) akan memikirkan kamu (suami), berdoa untukmu dengan sepenuh hati, pikiran, dan jiwanya. Sebelum engkau pergi tidur, hal yang terakhir engkau lihat adalah dia, dalam tidurpun engkau melihat dia dalam mimpimu. Dengan istilah lain, isteri akan menjadi dunianya suami dan suami akan menjadi dunianya isteri.
Hal ini juga digambarkan sangat indah di dalam Al Quran, Allah SWT berfirman:
Artinya ” …,mereka (isteri-isteri kamu) adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka”. (QS. Al Baqoroh:187).
Dalam ayat tersebut Allah SWT menyebutkan bahwa suami adalah ’libas’ bagi isterinya dan isteri adalah ’libas’ bagi suaminya. Kata ’libas’ dapat diartikan sebagai penutup tubuh (pakaian), pergaulan, ketenangan, ketentraman, kesenangan, kegembiraan dan kenikmatan.
Suami akan menjadi sumber ketentraman dan kesenangan bagi isterinya. Begitu juga sebaliknya, isteri akan menjadi sumber ketentraman dan kesenangan bagi suaminya. Indah sekali ajaran Islam, masing-masing berusaha dan berlomba-lomba membuat senang dan tenteram pasangannya. Bagi suami, ingatlah selalu pesan Nabi SAW ” Berhati-hatilah kamu terhadap isterimu, karena sungguh kamu akan ditanya di hari akhir tentangnya”.
Kepada saudara-saudari kami yang saat ini berada di Taiwan, semoga Allah SWT memberikan kemudahan untuk menemukan pasangan yang sholih atau sholihah (jika belum menikah). Jika saat ini sedang terpisah jarak berjauhan dengan isteri atau suami yang berada di Indonesia, semoga Allah SWT memberikan kemudahan untuk segera berjumpa dan berkumpul kembali dengan isteri atau suami tercintanya.
Mari kita tutup dengan doa,
”Rabbana Hablana Minazwaajinaa Wadzurriyyatina Qurrota a’yun Waj’alnaa Lilmuttaqiina imaama”.
Artinya  “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.(QS. Al Furqaan:74)
Amin Ya Robbal ’Alamiin.
Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

0 komentar:

Posting Komentar