Para
ahli telah mengajukan langkah-langkah yang ditempuh untuk
melaksanakan pemecahan masalah belajar. Ross dan Stanley (dalam
depdikbud,1985:38) menyatakan bahwa tahapan dalam pemecahan masalah
belajar sebagai berikut: (1) who are the pupils having
trouble?(2)where are the errors located?(3) why do the errors
located?(4) what remidies are suggested ?(5) how can errors be
prevented? Sedangkan Burton (dalam Depdikbud, 1985:38) menyatakan
langkah-langkah pemecahan masalah belajar meliputi: (1) general
diagnosis, (2)Analytic diagnosis,(3) Psycological diagnosis.
Setelah ditemukan siswa atau individu
yang diduga mengalami kesulitan belajar, maka selanjutnya adalah
melakukan diagnosa yaitu upaya untuk menentukan letak dan jenis
kesulitan serta latar belakangnya. Untuk itu di bawah ini secara
berturut-turut akan dibahas pertanyaan sbb : (a) Dalam mata pelajaran
manakah kesulitan itu terjadi? (b) Pada kawasan tujuan belajar yang
manakan kesulitan itu terjadi?(3) Pada bagian ruang lingkup bahan yang
manakah kesulitan itu terjadi? Apa yang melatarbelakangi terjadinya
kesulitan itu.
Sebenarnya tidaklah terlalu sukar untuk
menjawab pertanyaan, apakah kesulitan itu terjadi pada beberapa
atau hanya salah satu mata pelajaran tertentu. Dengan jalan
membandingkan angka nilai prestasi tiap individu yang bersangkutan
dari semua mata pelajaran dengan nilai rata-rata dari setiap mata
pelajaran, maka dengan mudah dapat ditemukan pada mata pelajaran
manakah siswa mengalami kesulitan. sebagai berikut:
Penetapan tehnik yang akan ditempuh
disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar belakang kesulitan, misalnya ;
a) Jika berlatarbelakang pada masalah-masalah pribadi seperti
konflik, rendah diri, kurang kepercayaan pada diri sendiri, maka diberi
bantuan konseling, b) Jika berlatar belakang karena gangguan mental
atau gangguan kesehatan fisik, bantuannya ialah dengan
melimpahkan kepada petugas yang berwenang, c) Jika berlatar belakang
sosial dapat diberi pendekatan dengan group guidance (bimbingan
kelompok) serta penempatan pada kelompok-kelompok tertentu dan
sebagainya, d) Jika masalah yang timbul karena proses belajar
mengajar maka diberi bantuan bimbingan belajar.
Jika terdapat kasus kesulitan
belajar seperti tersebut di atas, maka hendaknya (1) menarik kesimpulan
umum; (2) membuat perkiraan, apakah masalah itu mungkin untuk diatasi,
dan; (3) memberikan saran tentang kemungkinan cara mengatasinya.
Untuk Kasus Kelompok
Jika mayoritas siswa nilai prestasinya tidak dapat mencapai batas lulus (minimum acceptable performance),
kita dapat menyimpulkan bahwa kelas yang bersangkutan patut diduga
sebagai kelas yang mengalami kesulitan belajar. Begitu juga dengan kelas
yang bernilai prestasi kelas di bawah kelas yang setaraf, kelas ini
juga patut diduga sebagai kelas yang mengalami kesulitan belajar.
Jika fakta di atas ternyata terjadi pada
banyak bidang studi, dapat diduga bahwa letak kelemahannya bersifat
integral (menyeluruh) yang menyangkut keseluruhan aspek kurikulum dan
system pengajaran di kelas atau sekolah yang bersangkutan, tetapi kalau
kasus tersebut hanya terjadi pada bidang studi tertentu maka
kelemahannya dapat dilokalisasikan pada sistem instruksional khusus yang
digunakan oleh guru bidang studi.
Estimasi (perkiraan) dan saran
kemungkinan cara mengatasi kasus di atas dapat dilakukan dengan terlebih
dahulu mendefinisikan jenis dan sumber penyebab masalahnya dan
karakteristik berat atau ringannya masalah. Pada kasus kelompok penyebab
masalah dapat dikatakan dari luar diri diri siswa karena yang mengalami
kesulitan hampir semua siswa dalam satu kelas, sedangkan karakteristik
masalahnya sangat mungkin diatasi, berdasarkan gejala-gejala khas yang
berkaitan dengan kelompok.
Jika kelemahannya bersumber dari
kurikulum, maka kemungkinan cara mengatasi adalah dengan program
pengajaran khusus (pengayaan). Jika kelemahannya bersumber dari sistem
evaluasi, maka kemungkinan cara mengatasinya dengan pengembangan sistem
penilaian yang memotivasi siswa. Sedangkan jika kelemahan terdapat pada
faktor kondisional, kemungkinan dapat diatasi dengan melengkapi buku,
laboratorium, dan sarana-prasarana belajar lainnya.
Untuk Kasus Individu
Jika ternyata hanya sebagaian kecil dari
siswa (sekitar 5-25%) yang angka prestasinya tidak mencukup batas lulus
dan atau lebih kecil dari rata-rata nilai prestasi kelas, kita dapat
menyimpulkan bahwa letak kelemahan bersifat individual. Permasalahan
dapat disimpulkan lebih lanjut sebagai berikut.
- Bersifat menyeluruh, jika ternyata kelemahannya terjadi pada seluruh atau sebagaian besar bidang studi yang diikutinya.
- Bersifat segmental atau sektoral, jika ternyata kelemahannya terjadi pada sebagaian bidang studi yang diikutinya.
- Bersifat personal, jika ternyata kelemahan itu bukan dalam segi prestasi studi tetapi segi proses atau penyesuaian dirinya.
Sedangkan sumber dan faktor penyebabnya
dapat berupa faktor individu siswa yang bersangkutan. Misalnya sifat
sukar mengubah diri dengan pola-pola kebiasaan belajar yang lebih
sesuai, sikap menyepelekan sistem penilaian partisipasi, dan belum
menguasai pengetahuan dasar. Faktor dari luar diri siswa juga dapat
berpengaruh pada hal ini, contohnya hampir sama pada kasus kelompok yang
sebelumnya telah dijelaskan.
Untuk mengatasi kasus individu ini,
sebelumnya harus kita bedakan dahulu, mana yang lebih muda diatasi dan
mana yang lebih sulit. Jika faktor yang lebih berpengaruh adalah faktor
hereditas atau genetik, maka usaha penyembuhan secara metodologis sangat
kecil kemungkinannya untuk berhasil. Siswa semacam ini dapat dibantu
dengan penyaluran atau penjurusan program pendidikan tertentu yang
sesuai dengan kemampuannya. Jika kelemahan itu bersumber dari aspek
individual lainnya, seperti kebiasaan belajar, minat dan lingkungan,
maka penyembuhan secara metodologis dapat diterapkan meskipun hasilnya
baru dapat dilihat dalam waktu yang relatif lama.
Beberapa alternatif yang dapat dilakukan
dalam membantu masalah belajar siswa yaitu : Remidial teaching atau
pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi belajar,
peningkatan ketrampilan belajar, pengembangan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik (Kartadinata, 1999; 75-79).
Di bawah ini diuraikan beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam membantu siswa yang mengalami masalah belajar.
Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan bentuk
khusus pengajaran yang bermaksud untuk menyembuhkan, membetulkan atau
membuat menjadi baik. pengajaran perbaikan dapat dilakukan kepada
seorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan
maksud untuk memperbaiki kesalahan dalam proses dan hasil belajar
mereka. Pengajaran perbaikan sifatnya lebih khusus, karena bahan,
metode, dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar
belakang masalah yang dihadapi siswa. Wujud dari pengajaran perbaikan
dapat berupa; pengajaran ulang baik sebagian maupun keseluruhan suatu
unit, pemecahan masalah sosial, emosional maupun psikologis siswa.
Kegiatan pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu
bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa siswa yang
sangat cepat dalam belajar. layanan ini dapat berupa tugas-tugas
tambahan yang terencana untuk menambah atau memperluas pengetahuan dan
ketrampilan yang telah dimiliki. Siswa yang cepat belajar hamper selalu
dapat mengerjakan tugas-tugas lebih cepat dibandingkan dengan
teman-temannya dalam waktu yang telah ditetapkan.
Peningkatan motivasi belajar
Prosedur yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar adalah sebagai berikut:
- Memperjelas tujuan-tujuan belajar. Melalui peneguhan tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang yang akan dicapai, akan mendorong siswa giat belajar.
- Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan menyenangkan.
- Memberi hadiah (penguatan) baik secara verbal dan non verbal.
- Memberikan hukuman (hukuman yang bersifat membimbing, yaitu yang menimbulkan efek peningkatan perilaku kearah yang lebih baik).
- Menciptakan interaksi yang hangat dan dinamis antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa.
- Menghindari suasana yang mengancam dan menimbulkan tekanan-tekanan seperti suasana yang menakutkan, mengecewakan, membingungkan dan menjengkelkan.
- Melengkapi sumber dan peralatan belajar.
- Peningkatan ketrampilan belajar
Ketrampilan belajar sangat dibutuhkan
siswa untuk dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk
meningkatkan ketrampilan belajar siswa dapat dilakukan dengan cara
memberikan informasi dan pelatihan ketrampilan belajar. Materi pelatihan
ketrampilan belajar dapat meliputi: cara membuat catatan yang baik,
cara menhadapi ujian, cara membuat ringkasan, cara menghafal materi
pelajaran dan sebagainya.
Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Sikap dan kebiasaan yang baik tidak
tumbuh secara kebetulan, melainkan perlu ditumbuhkan melalui bantuan
yang terencana, terutama oleh guru-guru dan orang tua siswa. untuk itu
siswa hendaknya dibantu dalam hal;
- menemukan motif-motif yang tepat dalam belajar
- memelihara kondisi kesehatan yang baik
- mengatur waktu belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah
- memilih tempat belajar yang baik
- belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar
- membaca dengan cara yang baik
- tak segan-segan bertanya untuk hal-hal yang belum diketahui.
1 komentar:
Wynn Resorts to auction off property in Phoenix - KTNH
The Wynn Las Vegas is considering 고양 출장안마 moving away 강원도 출장안마 from 부산광역 출장마사지 the iconic casino to a private property that could have 파주 출장안마 cost $2.5 billion. 경기도 출장마사지
Posting Komentar