PROSES INTEGRASI SOSIAL
Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 3 ini, diharapkan kalian dapat menemukan proses integrasi sosial di masyarakat dengan benar.
Integrasi sosial melalui beberapa proses atau tahapan yang harus dilalui yaitu, akomodasi, kerja sama, koordinasi, dan asimilasi. Untuk lebih jelasnya, ayo kalian pelajari pembahasan berikut.
1. Akomodasi
Akomodasi merupakan salah satu proses integrasi sosial. Apa definisi akomodasi itu? Definisi akomodasi yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut.
a. Soerjono Soekanto
Akomodasi memiliki dua arti, yaitu menunjuk suatu keadaan dan menunjuk suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan berarti adanya keseimbangan dalam interaksi antara individua atau kelompok sosial yang berkaitan dengan nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Sementara itu, akomodasi yang menunjuk suatu proses diartikan sebagai usaha manusia untuk meredakan pertentangan dalam mencapai kestabilan (Soekanto, 2012).
b. J. Dwi Norwako dan Bagong Suyanto
Akomodasi merupakan suatu proses ke arah tercapainya kesepakatan sementara yang dapat diterima oleh kedua belah pihak yang bersengketa (Narwako, 2010).
c. Gilin dan Gilin
Akomodasi merupakan suatu pengertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan sosial (Soekanto, 2012). Akomodasi sering terjadi di masyarakat, karena individua tau kelompok tidak mau melakukan Kerjasama. Adanya akomodasi diharapkan dapat menyelesaikan pertentangan atau konflik tanpa menghancurkan pihak lawan. Akomodasi tersebut akan meredakan konflik dan mengganti proses sosial yang sifatnya disosiatif dengan interaksi yang lebih bersifat damai.
Menurut Haryanto (2011), beberapa tujuan akomodasi adalah sebagai berikut:
b. Sebagai tempat untuk meleburkan antara kelompok-kelompok yang terpisah
c. Digunakan untuk meningkatkan Kerjasama antarindividu maupun kelompok
d. Untuk mencegah munculnya pertentangan dalam masyarakat
Adanya akomodasi dalam masyarakat multicultural seperti masyarakat Indonesia, dapat menciptakan masyarakat masyarakat yang hidup secara damai tanpa menimbulkan perpecahan. Selain itu, masyarakat juga dapat bekerjasama dengan kelompok-kelompok sosial lainnya. Hal ini dikarenakan diantara kelompok sosial yang berbeda dapat saling menyesuaikan diri antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian akan medorong lahirnya integrasi dalam masyarakat.
2. Kerja Sama
Selain melakukan akomodasi, proses integrasi sosial juga dalam bentuk kerja sama. Istilah kerja sama tentunya sudah tidak asing bagi kalian. apa saja contoh kerja sama yang ada di lingkungan sekitarmu? Untuk menjawabnya, ayo pelajari uraian berikut.
Dalam Kamus Sosiologi (Haryanta, 2012), kerja sama merupakan bentuk integrasi yang terjalin antara individua tau kelompok yang berusaha untuk mencapai tujuan Bersama. Kerja sama berawal dari kesamaan orientasi dan kesadaran dari setiap anggota masyarakat.
Menurut Charles H. Cooley dikutip dari Soekanto (2012), kerja sama muncul apabila seseorang menyadari bahwa mereka memiliki kepentingan yang sama. Selai itu, pada saat bersamaan mereka memiliki pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut.
Bentuk-bentuk kerja sama dapat dijumpai dalam kelompok dan masyarakat, seperti kerukunan, gotong royong, tolong-menolong, dan lain sebagainya. Kerja sama yang terjalin antar kelompok sosial dalam masyarakat multicultural memiliki pengaruh yang besar dalam integrasi sosial. Hal ini dikarenakan dalam kelompok sosial yang berbeda saling menyesuaikan diri, melengkapi, membutuhkan, dan tidak memaksakan kehendak yang dapat dapat memicu timbulnya konflik dalam masyarakat. Kelompok sosial yang berbeda tersebut melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai bersama.
3. Koordinasi
Dalam masyarakat majemuk sering terjadi kerja sama antarindividu maupun kelompok sosial. Kerja sama yang dilakukan oleh masyarakat majemuk tersebut harus dikoordinasi agar lebih terarah dan dapat mencapai tujuan bersama.
Koordinasi menurut Kamus Sosiologi (Haryanta, 2012), merupakan pengaturan secara sentral untuk mencapai integrasi dengan mempersatukan individu maupun kelompok agar tercapai keseimbangan dan keselarasan dalam hubungan di masyarakat.
Dalam organisasi masyarakat, koordinasi merupakan faktor yang dominan. Tanpa adanya koordinasi, suatu organisasi tidak dapat berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan dalam kelompok terdiri atas orang-orang dengan sifat dan kepribadian yang berbeda.
Proses koordinasi mencakup berbagai aspek kemasyarakatan, seperti aspek ekonomi, politik, sosial budaya, Pendidikan, dan lain sebagainya.
4. Asimilasi
Asimilasi merupakan sebuah proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha dalam mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Proses asimilasi tidak akan terjadi apabila antarindividu atau kelompok tidak tumbuh sikap toleransi dan saling berempati. Menurut Narwako (2010), proses-proses asimilasi akan tumbuh apabila.
b. adanya pergaulan secara intensif dalam jangka waktu yang lama;
c. adanya penyesuaian kebudayaan di antara kelompok-kelompok tersebut.
Sementara itu menurut Soekanto (2012), ada beberapa faktor yang dapat mempermudah terjadinya asimilasi di masyarakat, antara lain:
b. adanya kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi;
c. sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya;
d. sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat;
e. adanya persamaan dalam usur-unsur kebudayaan;
f. adanya perkawinan campur (amalgamasi)
g. adanya musuh bersama dari luar
Selain adanya faktor yang mendorong asimilasi, ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya asimilasi. Menurut Narwako (2010), menyebutkan faktor-faktor penghambat asimilasi adalah sebagai berikut.
b. Terisolasinya kebudayaan oleh kelompok sosial.
c. Adanya rasa takit terhadap kebudayaan lain.
d. perasaan in-group yang kuat.
e. Adanya diskriminasi antara kelompok yang berkuasa dengan kelompok minoritas.
f. Adanya perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan pertentangan antarkelompok.
Asimilasi sebagai proses sosial yang ditandai oleh semakin berkurangnya perbedaan antarindividu dan antar-kelompok. Melalui asimilasi, kelompok sosial yang berbeda dalam masyarakat majemuk saling berinteraksi secara intensif dalam waktu yang lama. Hal ini yang menyebabkan kelompok sosial tersebut berubah dan saling menyesuaikan diri. Dengan demikian integrasi dalam masyarakat akan tercipta.
Rangkuman
Akomodasi merupakan salah satu proses integrasi sosial. Definisi akomodasi yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut:
a. Soerjono Soekanto
Akomodasi memiliki dua arti, yaitu menunjuk suatu keadaan dan menunjuk suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan berarti adanya keseimbangan dalam interaksi antara individua tau kelompok sosial yang berkaitan dengan nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Sementara itu, akomodasi yang menunjuk suatu proses diartikan sebagai usaha manusia untuk meredakan pertentangan dalam mencapai kestabilan (Soekanto, 2012).
b. J. Dwi Norwako dan Bagong Suyanto
Akomodasi merupakan suatu proses kea rah tercapainya kesepakatan sementara yang dapat diterima oleh kedua belah pihak yang bersengketa (Narwako, 2010).
c. Gilin dan Gilin
Akomodasi merupakan suatu pengertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan sosial (Soekanto, 2012).
Menurut Haryanto (2011), beberapa tujuan akomodasi adalah sebagai berikut:
b. Sebagai tempat untuk meleburkan antara kelompok-kelompok yang terpisah
c. Digunakan untuk meningkatkan Kerjasama antarindividu maupun kelompok
d. Untuk mencegah munculnya pertentangan dalam masyarakat
Adanya akomodasi dalam masyarakat multicultural seperti masyarakat Indonesia, dapat menciptakan masyarakat masyarakat yang hidup secara damai tanpa menimbulkan perpecahan.
Selain melakukan akomodasi, proses integrasi sosial juga dalam bentuk kerja sama. Dalam Kamus Sosiologi (Haryanta, 2012), kerja sama merupakan bentuk integrasi yang terjalin antara individua tau kelompok yang berusaha untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Charles H. Cooley dikutip dari Soekanto (2012), kerja sama muncul apabila seseorang menyadari bahwa mereka memiliki kepentingan yang sama. Bentuk-bentuk kerja sama dapat dijumpai dalam kelompok dan masyarakat, seperti kerukunan, gotong royong, tolong-menolong, dan lain sebagainya.
Dalam masyarakat majemuk sering terjadi kerja sama antarindividu maupun kelompok sosial. Kerja sama yang dilakukan oleh masyarakat majemuk tersebut harus dikoordinasi agar lebih terarah dan dapat mencapai tujuan bersama.
Koordinasi menurut Kamus Sosiologi (Haryanta, 2012), merupakan pengaturan secara sentral untuk mencapai integrasi dengan mempersatukan individu maupun kelompok agar tercapai keseimbangan dan keselarasan dalam hubungan di masyarakat.
Proses koordinasi mencakup berbagai aspek kemasyarakatan, seperti aspek ekonomi, politik, sosial budaya, Pendidikan, dan lain sebagainya.
Asimilasi merupakan sebuah proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha dalam mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Proses asimilasi tidak akan terjadi apabila antarindividu atau kelompok tidak tumbuh sikap toleransi dan saling berempati. Menurut Narwako (2010), proses-proses asimilasi akan tumbuh apabila.
b. adanya pergaulan secara intensif dalam jangka waktu yang lama;
c. adanya penyesuaian kebudayaan di antara kelompok-kelompok tersebut.
Sementara itu menurut Soekanto (2012), ada beberapa faktor yang dapat mempermudah terjadinya asimilasi di masyarakat, antara lain:
b. adanya kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi;
c. sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya;
d. sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat;
e. adanya persamaan dalam usur-unsur kebudayaan;
f. adanya perkawinan campur (amalgamasi)
g. adanya musuh bersama dari luar
Selain adanya faktor yang mendorong asimilasi, ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya asimilasi. Menurut Narwako (2010), menyebutkan faktor-faktor penghambat asimilasi adalah sebagai berikut.
b. Terisolasinya kebudayaan oleh kelompok sosial.
c. Adanya rasa takit terhadap kebudayaan lain.
d. perasaan in-group yang kuat.
e. Adanya diskriminasi antara kelompok yang berkuasa dengan kelompok minoritas.
f. Adanya perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan pertentangan antarkelompok.