Apakah kamu tinggal di lingkungan dengan masyarakat yang beragam? Keberagaman masyarakat yang dimaksud di sini tidak hanya secara fisik, tapi juga dari segi budaya, ya. Tinggal di lingkungan masyarakat yang beragam ternyata sangat menyenangkan, lho! Kamu bisa belajar banyak hal dari lingkungan tempat tinggalmu. Seru banget, kan? Tahukah kamu, ada sebutan khusus untuk masyarakat yang beragam ini, namanya masyarakat multikultural. Supaya lebih paham, yuk kita mengenal masyarakat multikultural dan karakteristiknya!
Pengertian Masyarakat Multikultural
Tahukah kamu, masyarakat multikultural merupakan masyarakat yang memiliki perbedaan suku bangsa, bahasa, agama, dan adat-istiadat. Menurut J.S. Furnivall, masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua tau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan politik.
Selain definisi yang diungkapkan oleh J.S. Furnivall, Nasikun juga mengungkapkan definisi multikulturalisme. Menurut Nasikun, masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih dari tatanan sosial, masyarakat, atau kelompok yang secara kultural, ekonomi, dan politik dipisahkan (diisolasi), dan memiliki struktur kelembagaan dan berbeda satu sama lain.
Dalam konteks Indonesia, corak masyarakat Indonesia yang “Bhinneka Tunggal Ika” bukan lagi hanya berkutat pada keanekaragaman suku bangsa, melainkan keanekaragaman kebudayaan yang ada dalam masyarakat Indonesia. Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia yang multikultural adalah multikulturalisme, yaitu sebuah pandangan yang mengakui dan mengagumkan perbedaan dalam kesederajatan, baik secara individual maupun secara kebudayaan. Multikulturalisme dapat berkembang ketika didukung adanya toleransi dan kesediaan untuk saling menghargai. Oleh karena itu, kita harus saling menghargai satu sama lain, ya!
Karakteristik Masyarakat Multikultural
Squad, sebenarnya, seperti apa sih masyarakat multikultural itu? Menurut Van Den Berghe, ada 6 karakteristik yang dimiliki oleh masyarakat multikultural. Apa saja, ya? Yuk, kita simak penjelasannya di bawah ini!
1. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok sosial
Keberagaman yang terdapat dalam masyarakat dapat membuat masyarakat membentuk kelompok tertentu berdasarkan identitas yang sama sehingga menghasilkan sub kebudayaan berbeda satu dengan kelompok lain. Misalnya, di pulau Jawa terdapat suku Jawa, Sunda, dan Madura di mana ketiga suku tersebut hidup di pulau Jawa dan memiliki kebudayaan yang berbeda.
2. Memiliki pembagian struktur sosial ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non-komplementer
Masyarakat yang beragam membuat struktur masyarakat pun mengalami perbedaan antara masyarakat satu dengan masyarakat lain. Perbedaan struktur masyarakat itu dapat dilihat melalui lembaga-lembaga sosial yang bersifat tidak saling melengkapi. Misalnya, pada lembaga agama di Indonesia yang menaungi beberapa agama memiliki stuktur yang berbeda. Lembaga-lembaga agama tersebut tidak saling melengkapi karena karakteristik dari keberagaman masyarakat (agama) pun berbeda.
3. Kurang mengembangkan konsensus (kesepakatan bersama)
Masyarakat yang beragam memiliki standar nilai dan norma berbeda yang diwujudkan melalui perilaku masyarakat. Hal itu disebabkan karena karakteristik masyarakat yang berbeda kemudian disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik dan sosial. Karena kondisi masyarakat yang beragam tersebut, kesepakatan bersama cenderung susah untuk dikembangkan.
4. Relatif sering terjadi konflik
Perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat menjadi salah satu pemicu terjadinya konflik. Konflik yang terjadi bisa sangat beragam, mulai dari konflik antar individu sampai konflik antar kelompok. Hal ini bisa disebabkan oleh minimnya toleransi satu sama lain, baik antar individu maupun antar kelompok.
5. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh karena paksaan dan saling ketergantungan di bidang ekonomi
Jika masyarakat multikultural bisa terkoordinasi dengan baik, maka integrasi sosial sangat mungkin terjadi. Akan tetapi, integrasi sosial di masyarakat timbul bukan karena kesadaran, melainkan paksaan dari luar diri atau luar kelompok. Contoh : aturan tentang anti-diskriminasi dalam penggunaan fasilitas publik.
Selain itu, masyarakat memiliki ketergantungan dalam bidang ekonomi yang dapat mendorong terjadinya integrasi karena kebutuhannya. Contohnya adalah individu yang bekerja pada individu atau perusahaan lain membuat dirinya harus mematuhi segala aturan yang dibuat. Terjadinya kondisi patuh dan integrasi timbul karena adanya aturan yang mengikat individu dalam melaksanakan pekerjaannya dan hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.
6. Adanya dominasi politik
Kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat multikultural dapat memiliki kekuatan politik yang mengatur kelompok lain. Hal ini menjadi bentuk penguasaan (dominasi) dari suatu kelompok kepada kelompok lain yang tidak memiliki kekuatan politik.
0 komentar:
Posting Komentar