P Mas Yudi ..!!!
Assalamu'alaikum ..... Selamat Datang di Blog Anak Desa ...

Beranda

Minggu, 01 Agustus 2021

Ragam Kelompok Sosial

 


Akhir-akhir ini banyak sekali konser musik yang diadakan di Indonesia. Baik musisi lokal maupun internasional mengisi akhir pekan kita. Penontonnya beragam, berasal dari berbagai daerah, dan memiliki tujuan yang sama, yaitu menikmati penampilan para musisi. Nah, kamu tahu nggak kalau penonton acara musik termasuk kelompok sosial tidak teratur?

“Lho, emangnya ada kelompok sosial kayak gitu?”

Ada, dong. Dalam Ilmu Sosiologi, terdapat dua jenis kelompok sosial, yaitu Kelompok Sosial Teratur dan Kelompok Sosial Tidak Teratur. Siapa yang lagi belajar ini di sekolah? Baca artikel ini biar kamu tambah paham ya~

Pengertian Kelompok Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, definisi kelompok sosial adalah suatu kumpulan yang nyata, teratur, dan tetap dari orang-orang yang melaksanakan peranannya yang saling berkaitan guna mencapai tujuan yang sama.

Dari pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa kelompok sosial merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang membentuk suatu kesatuan dan berinteraksi.

Syarat Terbentuknya Kelompok Sosial

Kumpulan individu dapat dikatakan sebagai kelompok sosial jika memenuhi syarat berikut:

Setiap anggota kelompok harus memiliki kesadaran bahwa dia adalah sebagian dari kelompok yang bersangkutan.

Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya.

Ada faktor atau alasan kepentingan yang dimiliki bersama agar hubungan antar anggota terjalin erat.

Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.

Bersistem dan berproses.

Memiliki struktur sosial sehingga kelangsungan hidup kelompok tergantung pada kesungguhan anggota dalam melaksanakan peranannya.

Memiliki norma yang mengatur anggotanya.

Faktor Pembentukan Kelompok Sosial

Bagaimana kelompok sosial bisa terbentuk? Kelompok sosial terjadi karena 4 faktor kesamaan, yaitu geneaologi, geografis, kepentingan, dan keyakinan.

1. Kesamaan Genealogi

Kesamaan genealogi berhubungan dengan ikatan darah dan keturunan. Orientasi kelompok sosial ini untuk menyambung tali persaudaraan agar tidak putus.

Contoh kelompok sosial berdasarkan kesamaan genealogi adalah keluarga dan ikatan keluarga besar marga tertentu.

2. Kesamaan Geografis

Kelompok sosial berdasarkan kesamaan geografis dibagi menjadi 2, yaitu:

Kesamaan Geografis Wilayah Tempat Tinggal, adalah kelompok sosial yang dibentuk karena kedekatan tempat tinggal sehingga saling berkomunikasi dengan intens. Contoh: Karang Taruna RT 05, Arisan Warga, dan sebagainya.

Kesamaan Geografis Wilayah Asal, adalah kelompok sosial yang terdiri dari kumpulan individu yang merantau di suatu tempat baru dari wilayah yang sama. Contoh: Persatuan Pelajar Indonesia di Australia.

INTERAKSI ANTARNEGARA-NEGARA ASEAN

 



INTERAKSI ANTARNEGARA-NEGARA ASEAN

I. Pendahuluan

ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi regional yang terdiri dari sepuluh negara anggota di Asia Tenggara. Materi ini akan mengupas dengan detail interaksi antarnegara dalam ASEAN, meliputi tujuan kerjasama, bentuk-bentuk kolaborasi, manfaat yang dihasilkan, serta tantangan yang dihadapi.

II. Tujuan Utama Interaksi Antarnegara dalam ASEAN


Pembangunan Ekonomi: Negara-negara ASEAN berkolaborasi dalam perdagangan, investasi, dan pengembangan ekonomi untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan.

Keamanan dan Stabilitas: Interaksi di bidang keamanan membantu memelihara perdamaian, mencegah konflik, dan mengatasi ancaman regional bersama-sama.

Kerjasama Sosial dan Budaya: Negara-negara anggota saling berbagi budaya, pengetahuan, dan pengalaman melalui pertukaran budaya, pendidikan, dan ilmu pengetahuan.

Pengelolaan Lingkungan: Kolaborasi dalam isu lingkungan membantu mencegah kerusakan lingkungan dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan.

III. Bentuk-Bentuk Kolaborasi Antarnegara dalam ASEAN


ASEAN Free Trade Area (AFTA): Negara-negara anggota merundingkan penghapusan atau pengurangan tarif perdagangan di antara mereka, mendorong pertumbuhan ekonomi intra-regional.

ASEAN Economic Community (AEC): Langkah menuju integrasi ekonomi yang lebih dalam, mencakup pergerakan bebas tenaga kerja, investasi, dan peningkatan kerjasama dalam sektor ekonomi.

Pertemuan dan Dialog Tingkat Tinggi: Pemimpin ASEAN berkumpul secara berkala untuk membahas isu-isu penting, menghasilkan kesepakatan, dan mempromosikan dialog diplomatis.

Kemitraan dengan Negara Lain: ASEAN menjalin hubungan dengan negara-negara mitra seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan India melalui berbagai mekanisme kerjasama.

IV. Manfaat Interaksi Antarnegara dalam ASEAN


Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi: Kolaborasi ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, perdagangan yang lebih baik, dan lapangan pekerjaan.

Pengurangan Ketegangan: Kerjasama dalam keamanan membantu mengurangi ketegangan politik dan potensi konflik di kawasan.

Peningkatan Pendidikan dan Budaya: Interaksi budaya dan pendidikan meningkatkan pemahaman antara masyarakat dan menghasilkan keragaman budaya yang lebih kaya.

Perlindungan Lingkungan: Kerjasama dalam isu lingkungan membantu menjaga keberlanjutan lingkungan dan sumber daya alam.

V. Tantangan dan Kompleksitas Interaksi Antarnegara dalam ASEAN


Perbedaan Budaya dan Bahasa: Keragaman budaya dan bahasa dapat menghambat komunikasi dan kesepahaman antara negara-negara anggota.

Isu Keamanan: Konflik dan isu keamanan regional memerlukan penanganan yang hati-hati dan koordinasi yang erat.

Kesenjangan Pembangunan: Perbedaan dalam tingkat pembangunan ekonomi antara negara-negara dapat menghambat kerjasama dalam beberapa bidang.

Interaksi dengan Mitra Eksternal: Menjaga keseimbangan antara hubungan dengan mitra eksternal dan kepentingan internal ASEAN.

VI. Langkah-Langkah Mengatasi Tantangan


Dialog Terbuka dan Diplomasi: Mengadopsi pendekatan dialog terbuka untuk mengatasi perbedaan dan membangun kepercayaan di antara negara-negara anggota.

Penguatan Institusi ASEAN: Meningkatkan kapasitas lembaga-lembaga ASEAN untuk mengelola isu-isu yang kompleks dan lintas-batas.

Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya kerjasama regional dan manfaatnya.

VII. Kesimpulan

Interaksi antarnegara dalam ASEAN memiliki dampak yang signifikan dalam mewujudkan kesejahteraan, perdamaian, dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara. Meskipun kompleks dan penuh tantangan, kerjasama ini membantu negara-negara anggota untuk mencapai tujuan bersama dan mengatasi masalah lintas-batas. Memahami dinamika interaksi ini akan memperkaya wawasan kita tentang pentingnya kerjasama regional dalam dunia yang semakin terhubung.






MENGENAL NEGARA-NEGARA ASEAN

 INTERAKSI KERUANGAN DALAM KEHIDUPAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN

MENGENAL NEGARA-NEGARA ASEAN

ASEAN (Association of South East Asian Nations) merupakan organisasi yang beranggotakan negara-negara di Asia Tenggara. ASEAN berdiri pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. ASEAN diprakarsai lima negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Saat ini, ASEAN beranggotakan 10 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Letak geografis dan letak koordinat negara-negara ASEAN tersebut ditunjukkan Gambar 1.1 berikut ini.

Gambar 1.1 Letak geografis negara-negara ASEAN.


1.  Letak Geografis Negara-negara ASEAN

Letak astronomis ASEAN adalah 28°LU 11°LS dan 93°BT 141°BT. Letak geografis ASEAN terletak diantara 2 benua yaitu Asia dan Australia dan 2 samudra yaitu Hindia dan Pasifik. Negara ASEAN memiliki wilayah laut dengan luas sekitar 5.060.100 km2 dan luas daratan ± 4.817.000 km2.

 ASEAN memiliki bentuk dengan ciri :

a.        Compact : hampir setengah lingkaran, contohnya Kamboja

b.       Fragmented : kepulauan yang terpisah, contohnya Indonesia

c.        Elongated : memanjang, contohnya Vietnam

d.       Protuded : lebih kompleks, seperti tangan memanjang, contohnya Thailand dan Myanmar.

 

2.  Letak Koordinat ASEAN

Letak koordinat adalah titik yang berpedoman pada garis latitude (garis lintang) dan longitude (garis bujur) suatu daerah pada peta. Letak koordinat sering disebut juga letak astronomis.

..…°LU sampai ..…°LS dan ..…°BT sampai ..…°BT

 


Asia Tenggara adalah kawasan yang kaya akan budaya, sejarah, dan keragaman alam. Negara-negara di kawasan ini telah bersatu dalam sebuah organisasi regional yang dikenal sebagai ASEAN (Association of Southeast Asian Nations). Dalam materi ini, kita akan menjelajahi dengan lebih mendalam tentang negara-negara anggota ASEAN, sejarah terbentuknya organisasi ini, tujuan, manfaat, serta tantangan yang dihadapi.

Sejarah Terbentuknya ASEAN

Pada tanggal 8 Agustus 1967, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand sepakat untuk membentuk ASEAN sebagai tanggapan terhadap permasalahan politik dan keamanan yang dihadapi oleh kawasan Asia Tenggara pada saat itu. ASEAN didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama regional, membangun perdamaian, dan memajukan pembangunan ekonomi di antara negara-negara anggotanya.

Anggota Negara-NegaraASEAN 


Indonesia: Merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan keanekaragaman budaya, bahasa, dan agama. Indonesia juga memiliki ekonomi yang berkembang pesat dan memiliki peran penting dalam diplomasi regional.

Malaysia: Negara yang kaya akan budaya, tradisi, dan alam. Kuala Lumpur adalah ibu kota dan pusat ekonomi utama.

Filipina: Terdiri dari lebih dari 7.000 pulau, Filipina memiliki sejarah budaya campuran antara budaya Asia dan Eropa.

Singapura: Negara kota yang sangat maju secara ekonomi dan teknologi. Terkenal sebagai pusat keuangan global.

Thailand: Memiliki budaya yang kaya, termasuk warisan seni, keagamaan, dan arsitektur. Bangkok adalah ibu kota yang semarak.

Brunei: Negara kecil dengan kekayaan minyak dan gas alam yang signifikan. Budaya Brunei sangat dipengaruhi oleh Islam.

Vietnam: Negara dengan sejarah panjang dan budaya yang kaya. Saigon (Ho Chi Minh City) dan Hanoi adalah kota utama.

Laos: Dikenal dengan keindahan alamnya, termasuk sungai Mekong dan pegunungan yang eksotis.

Myanmar: Memiliki warisan budaya yang kaya dengan kuil-kuil bersejarah dan keindahan alam yang menakjubkan.

Kamboja: Terkenal karena kompleks candi Angkor Wat, Kamboja memiliki warisan Khmer yang mendalam.

Tujuan dan Manfaat ASEAN

Pembangunan Ekonomi: Negara-negara anggota bekerja sama dalam perdagangan, investasi, dan pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Keamanan dan Stabilitas: ASEAN mempromosikan dialog dan diplomasi untuk memelihara perdamaian di kawasan, serta mengatasi konflik dan masalah keamanan.
Kerjasama Sosial dan Budaya: Anggota ASEAN berbagi pengetahuan budaya, seni, dan ilmu pengetahuan melalui pertukaran budaya dan kolaborasi akademik.
Kerjasama Lingkungan: Organisasi ini berupaya bersama-sama mengatasi isu lingkungan seperti perubahan iklim dan keanekaragaman hayati.
Penguatan Institusi Regional: ASEAN terus mengembangkan struktur dan mekanisme kerjasama untuk meningkatkan efektivitasnya dalam menghadapi berbagai tantangan.

Tantangan dan Upaya ASEAN

Perbedaan Budaya dan Bahasa: Meskipun memiliki keragaman yang kaya, perbedaan budaya dan bahasa kadang-kadang menjadi tantangan dalam mencapai tujuan bersama.
Isu Keamanan: Konflik dan ancaman terorisme masih menjadi perhatian utama yang memerlukan kerjasama yang lebih erat.
Kesenjangan Pembangunan: Ada kesenjangan dalam tingkat pembangunan ekonomi dan sosial antara negara-negara anggota.

Kesimpulan

ASEAN telah menjadi kekuatan penting dalam menjaga perdamaian dan memajukan kawasan Asia Tenggara. Dengan keragaman budaya, alam, dan ekonomi di negara-negara anggotanya, ASEAN terus berupaya untuk mencapai tujuannya melalui kerjasama yang erat dan dialog yang terbuka. Mengenal negara-negara anggota ASEAN memberi kita wawasan tentang keragaman dan potensi luar biasa di kawasan ini.










Rabu, 28 Juli 2021

Tindakan Sosial

Hal terpenting dari interaksi sosial adalah konsep tindakan atau perilaku manusia. Adanya hubungan antar manusia melahirkan tindakan-tindakan yang akan menunjukkan variasi hubungan dengan proses berpikir, tujuan yang akan dicapai,  dan cara bagaimana mencapai tujuan itu. Sebagai makhluk sosial, tindakan manusia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan sosial. Adanya pengaruh timbal balik itu dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga atau yang lebih luas lagi di masyarakat. Itulah sebabnya tindakan yang dilakukan oleh manusia disebut tindakan sosial.

 

Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan yang mempunyai makna, tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan keberadaan orang lain atau tindakan individu yang dapat mempengaruhi individu lain dalam masyarakat. Hal itu perlu diperhatikan mengingat tindakan sosial menjadi perwujudan dari hubungan atau interaksi sosial. Jadi tindakan sosial adalah tindakan atau perilaku manusia yang mempunyai maksud subjektif bagi dirinya, untuk mencapai tujuan tertentu dan juga merupakan perwujudan dari pola pikir individu yang bersangkutan.

Tipe - tipe Tindakan Sosial 

1. Tindakan Rasional Instrumental


Tindakan rasional instrumental merupakan tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan tujuan yang akan dicapai. Artinya, tindakan ini didasari oleh tujuan yang telah matang .
Misalnya, Ketika seorang peserta didik akan mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi memutuskan untuk memilih jurusan tertentu pada perguruan tinggi tersebut. Keputusan yang diambil peserta didik tersebut tentu dilakukan dengan berbagai pertimbangan,seperti kemungkinan untuk diterima dengan kemampuan yang dimilikinya, persaingan yang mengambil jurusan itu, juga peminat pada perguruan tinggi tersebut.

2. Tindakan Rasional Berorientasi Nilai

Tindakan rasional berorientasi nilai dilakukan    dengan memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang ingin dicapai tidak terlalu dipertimbangkan. Tindakan seperti ini menyangkut kriteria baik dan benar menurut penilaian masyarakat. Tercapai atau tidaknya tujuan bukan persoalan dalam tindakan sosial tipe ini. Yang penting adalah kesesuaian dengan nilai-nilai dasar yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
Contoh tindakan ini adalah pelaksanaan kegiatan solidaritas atau pemberian bantuan secara sukarela terhadap korban bencana alam. Tujuan akhir dari kegiatan tersebut pada umumnya tidak terlalu dpikirkan karena tolong- menolong merupakan nilai yang baik di mata masyarakat.
 
Tindakan rasionalitas berorientasi nilai dapat mengarahkan seseorang menghargai dan menghormati orang lain. Dalam tindakan ini diharapkan muncul sikap yang berorientasi kepada kebersamaan dan penghargaan terhadap nila-nilai yang dianut orang lain. Hal ini dapat memunculkan pemahaman bahwa manusia terlahir sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang diciptkan sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.

3. Tindakan Tradisional 

Tindakan tradisional adalah tindakan yang dilakukan semata-mata mengikuti tradisi atau kebiasaan yang sudah baku. Seandaianya kita bertanya kepada orang yang melakukan perbuatan tersebut pada umumnya mereka hanya akan menjawab sudah merupakan kebiasaan yang dilakukan dan diturunkan secara terus menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Contoh dari tindakan tersebut adalah kebiasaan mudik orang-orang yang merantau pada saat -saat tertentu (hari raya,natal atau tahun baru)
Tindakan tradisional yang memiliki nilai baik tetap harus dipertahankan,seperti mudik. Mudik adalah fenomena masyarakat untuk tetap menjalin silaturahmi dengan kaum kerabatnya sehingga orang tetap mengenal lingkungan budaya sendiri dan dapat berperan untuk tetap melestarikannya.

4. Tindakan Afektif

Tindakan afektif adalah tindakan yang sebagian besar dikuasai oleh perasaan ataupun emosi, tanpa pertimbangan yang matang. Tindakan ini muncul karena luapan emosi,seperti adanya cinta, amarah, gembira, atau sedih muncul begitu saja sebagai ungkapan langsung terhadap keadaan tertentu. Itulah sebabnya tindakan sosial ini lebih berupa reaksi spontan. Tindakan ini sering muncul sebagai ungkapan yang memunculkan perasaan gembira, sedih, emosional dan sebagainya.

Misalnya, ungkapan kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya dengan memeluk atau menciumnya.

Rabu, 14 Juli 2021

PENYIMPANGAN SOSIAL

 


Penyimpangan Sosial (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VIII)

Di tengah-tengah masyarakat sering kali terjadi yang namanya kekerasan dan kriminalitas serta tindakan-tindakan yang lainnya yang merupakan bentuk penyimpangan sosial. Tindakan yang dilakukan dapat di lakukan secara sendiri-sendiri dan bisa juga dilakukan secara berkelompok. Terdapat berbagai macam yang merupakan penyebab penyimpangan sosial yang ada di masyarakat. Kesemuanya tersebut akan menimbulkan keresahan terhadap masyarakat. Dalam bahasan ini akan bahas mengenai penyakit sosial dan cara untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial.

Penyakit Sosial

Pengertian Penyakit Sosial

Definisi/ pengertian penyakit sosial adalah merupakan penyakit yang ditimbulkan seseorang atau sekelompok orang dengan melanggar norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat. Dengan demikian biasanya kita akan menghubungkan penyakit sosial dengan perbuatan suatu hal-hal yang bersifat negatif. Adapun yang dilakukan dapat secara pribadi maupun secara berkelompok.

Macam-macam Penyakit Sosial

Terdapat banyak penyakit sosial yang ada di masyarakat misalnya pelanggaran terhadap rambu-rambu lalu lintas, mengendarai motor atau mobil dengan tidak memiliki SIM, tawuran antar pelajar, dan lain sebagainya.

Akibat yang Ditimbulkan Penyakit Sosial

Akibat yang dapat ditimbulkan adanya pelangaran terhadap norma-norma atau aturan-aturan di dalam masyarakat antara lain sebagai berikut (akibat dari penyakit sosial):

1. Pelanggaran rambu-rambu lalu lintas

  • Bagi peanggar oleh pihak berwajib akan dikenakan sanksi hukum/denda.
  • Pelanggaran terhadap lalu lintas dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan.

2. Akibat yang ditimbulkan adanya tawuran antar pelajar

  • Terjadinya hubungan antara sekolah dengan sekolah yng lainnya menjadi kurang harmonis.
  • Munculnya permusuhan antar pelajar.
  • Dapat menimblkan terjadinya disintegrasi antar sekolah yang bisa memecah belah permasalahan antarpelajar.

Cara Menanggulangi Penyakit Sosial

Tawuran yang terjadi antar pelajar bisa dilakukan oleh pihak sekolah/ perguruan tinggi dengan pihak yang berwajib.

a. Dari pihak sekolah

Pemberian bimbingan, arahan supaya tidak melakukan tawuran antar pelajar oleh misalnya guru BP.

b. Dari pihak berwajib

Adanya kerjasama antara pihak yang berwajib dengan sekolah/ perguruan tinggi misalnya mengenai masalah-masalah kenakalan remaja/pelajar, dengan demikian para peajar/ mahasiswa tahu akan akibat yang ditimbulkan adanya perkelahian.

Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial

Pengertian Penyimpangan Sosial

Tahukah teman-teman apakah pengertian penyimpangan sosial itu? Definisi penyimpangan sosial adalah merupakan suatu perilaku yang menyimpang atau tidak sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku atau yang dianut oleh masyarakat/ kelompok, baik yang dilakukan dengan sengaja atau tidak disengaja.

Macam-macam penyimpangan sosial yaitu terbagi menjadi dua jenis yaitu 

a. Penyimpangan individual

Pengertian penyimpangan individual adalah merupakan penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang atau individu terhadap norma-norma yang berlaku atau dianut oleh masyarakat. Sebagai contoh penyimpangan sosial yang dilakukan individual adalah seseorang yang melakukan perbuatan mencuri, merampok, mendodong, memperkosa, menganiaya dan lain sebagainya tanpa adanya keterlibatan dari orang lain.

b. Penyimpangan kelompok

Pengertian penyimpangan kelompok adalah merupakan jenis penyimpangan yang dilakukan oleh sekelompok orang atas norma-norma masyarakat. Penyimpangan tersebut bisa terjadi oleh karena adanya sekelompok masyarakat yang tidak mau menerima adanya norma atau nilai masyarakat yang sudah ada, bahkan mereka membuat suatu aturan yang tersendiri atau norma yang berlaku atas anggota kelompoknya. Sebagai contoh adalah geng atau mafia, perampok, dan lain-lain.

Semua bentuk perilaku penyimpangan sosial dapat menyebabkan adanya pertentangan antar individu atau antar kelompok.


Bentuk-bentuk dari perilaku penyimpangan kepada norma atau nilai-nilai di dalam masyarakat, antara lain meliputi:

a. Pelanggaran terhadap norma agama. Sebagai contohnya adalah melakukan pencurian, perjudian, perzinaan, mabuk-mabukan, dan perbuatan lainnya yang melanggar norma agama.

b. Pelanggaran terhadap hukum. Sebagai contohnya adalah melakukan tindakan korupsi, pelanggaran lalu lintas, pengangguran norkoba dan perbuatan lainnya yang melanggar hukum.

c. Pelanggaran terhadap norma kesusilaan. Sebagai contohnya adalah Melakukan hubungan seks bebas, kencing di sembarang tempat, dan lain-lain.

d. Pelanggaran terhadap norma sosial. Sebagai contoh adalah melakukan coret-coret di dinding, tawuran antar warga, dan lain-lain.

Faktor-faktor Penyebab Penyimpangan Sosial

pa saja faktor-faktor yang menjadi penyebabnya penyimpangan sosial? Suatu perilaku dianggap menyimpang di dalam masyarakat apabila perilaku yang dilakukan tersebut tidak sesuai lagi dengan norma/ nilai-nilai yang berlaku umum atau dianut di masyarakat. Oleh karena setiap individu memiliki latar belakang  kehidupan dan lingkungan sosial yang berbeda-beda, kondisi ini akan menyebabkan terbentuknya suatu pola-pola perilaku yang berbeda. Adapun sebab-sebab timbulnya perilaku menyimpang antara lain meliputi:

A. Tidak sanggup untuk mengikuti terhadap peraturan yang berlaku di dalam masyarakat.

Penyebab dari hal tersebut adalah oleh karena kondisi fisik ataupun jiwa yang tidak normal. Sebagai contohnya adalah cacat tubuh, gila, gangguan moral, dan sosial budaya. Kelompok masyarakat tersebut dikategorikan ke dalam kelompok yang abnormal. Kelompok ini meliputi:

1) Penderita cacat fisik

Para penderita cacat fisik ini terkadang bisa menyebabkan penyimpangan sosial, misal saja untuk bersalaman harus memakai dengan tangan kiri sebab tangan yang kanannya putus; menulis dengan jari kaki, sebab kedua tangannya putus; berbicara dengan bahasa isyarat karena bisu.

2) Pengemis, pelacur, gelandangan

Pada kelompok masyarakat ini tidak sanggup untuk mengatasi struktur masyarakat dan sistem sosial ekonomi yang kurang menguntungkan. Dilihat secara perekonomian, kelompok masyarakat tersebut tidak mendapatkan bagian yang wajar dari penghasilan nasional. Sehingga dari kondisi tersebut tidak sedikit dari kelompok ini yang melakukan tindakan penyimpangan sosial dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagai contohnya adalah pengamen yang melakukan tindakan pemerasan, dll.

3) Penderita gangguan jiwa

Penderita gangguan jiwa dikelompokkan ke dalam kategori yang melakukan penyimpangan sosial namun tidak bermaksud jahat. Tetapi apabila didiamkan saja di dalam masyarakat, kelompok tersebut sering menyebabkan terjadinya penyakit sosial. Pada kelompok tersebut tidak sedikit yang kemudian menempatkan dalam tempat-tempat yang khusus misalnya di rumah sakit jiwa. Contoh tindakan penyimpangan sosial adalah orang gila yang berpakaian tidak sopan, mengganggu orang lain, dll.

B). Pengaruh lingkungan pergaulan.

Lingkungan adalah merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi terhadap kepribadian seseorang atau terhadap kelompok. Lingkungan pergaulan mempunyai pengaruh yang sangat kuat bahkan bisa pengaruhnya bis melebihi dari ppengruh keluarga. Pada daarnya manusia mempunyai sifat yang baik, namun dengan adanya lingkungan dapat menyebabkan pada dirinya dengan melakukan penyimpangan sosial lama kelamaan akan terpengaruh melakukan penyimpangan sosial. Sebagai contoh adalah seseorang yang taat kepada orang tua pada saat di rumah, namun pada saat di luar rumah menjadi tidak taat lagi sama orang tuanya.

C. Pendidikan dalam keluarga yang terlalu keras. 

Ada beberapa keluarga yang orang tuanya bersikap terlalu keras dalam mendidik anak-anaknya. Apabila anak tidak taat pada aturan maka orang tua akan segera menghukumnya. Dapat kalian lihat dalam kehidupan sehari-hari, anak yang mendapat hukuman dari orang tua seperti dimarahi bahkan sampai dipukuli dan dianiaya.

Akibat dari tindakan tersebut, anak merasa tertekan dan tidak bebas. Dampak negatinya anak suka memberontak. Meskipun ketika di rumah anak menjadi pendiam, namun di luar rumah anak dapat melakukan penyimpangan sosial sebagai bentuk pelampiasan rasa kesal dan kecewanya di rumah. Contoh: anak yang dipukuli orang tuanya, di luar rumah dia menjadi anak yang suka berkelahi.

D. Pengaruh media massa.

Di media masa terutama televisi, seringkali terdapat adegan yang berbau kekerasan dan juga kriminalitas. Semua itu baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi psikologis para penonton yang heterogen (berbagai tingkat umur, pendidikan, dan lingkungannya). Ini bisa jadi menimbulkan hal-hal yang menyimpang di masyarakat, misalnya tawuran, perampokan dll. yang hanya disebabkan oleh hal kecil. Sehingga dengan demikian, dalam menonton sebaiknaya harus dapat memilih yang baik untuk diri masing-masing.

Berbagai upaya pencegahan penyimpangan sosial

Langkah/ cara pencegahan penyimpangan sosial yaitu perlu adanya suatu usaha yang sungguh-sungguh dari berbagai pihak antara lain dengan melakukan:

a. Teguran (peringatan) dan nasihat

Jika pada suatu masyarakat terjadi suatu ketegangan atau pelanggaran sosia maka pemerintah/ tokoh masyarakat, akan berusaha mengendalikan kejadian tersebut dengan memberi teguran atau nasehat. Teguran adalah sutu peringatan yang diberikan untuk kritik sosial/ atas terjadinya penyimpangan yang ada. Bentuk peringatan adalah bisa secara lisan ataupun secara tertulis oleh seseorang yang mempunyai kedudukannya lebih tinggi. Sedangkan nasihat adalah suatu anjuran ataupun saran dalam rangka untuk memperbaiki penyimpangan yang diberikan oleh orang yang pengetahuannya lebih banyak kepada para pelaku penyimpangan sosial.

b. Pendidikan

Proses pendidikan berlangsung dapat melalui pendidikan informal, formal maupun nonformal. Pada pendidikan terdapat adanya suatu pembelajaran mengenai nilai-nilai yang luhur, baik, dan juga nilai kebenaran.

c. Hukuman

Hukuman adalah merupakan suatu balasan sehingga bisa membuat seseorang akan takut untuk berbuat kejahatan. Tujuan hukuman adalah untuk menciptakan tata tertib terhadap masyarakat secara adil dan damai supaya di dalam masyaraat tercipta kondisi yang tertib dan teratur. Selain adanya hukuman, pada masyarakat juga mengembangkan adanya penghargaan supaya merangsang warganya untuk menyesuaikan diri dengan norma dan nilai yang berlaku.

d. Kaidah dan norma sebagai kontrol sosial

Pelanggaran kepada kaidah dan norma akan memunculkan adanya sanksi bagi para pelakunya/ pelanggarnya. Sehingga kaidah dan norma bisa dijadikan dasar hukum bagi perilaku penyimpangan. Selain itu, cara pencegahan penyimpangan sosial bersifat preventif, represif, dan bisa juga dalam bentuk gabungan antara preventif dan represif.

a. Preventif

Adalah usaha pencegahan terjadinya penyimpangan yang dilakukan sebelum pelanggaran benar-benar terjadi. Sebagai contoh adalah mengadakan siskamling, pemasangan rambu-rambu lalu lintas, himbauan pemakaian sabuk pengaman,  dan sebagainya.

b. Represif

Adalah usaha pencegahan terhadap penyimpangan sesudah terjadinya peristiwa dengan cara mengambil tindakan dan juga menjatuhi hukuman bagi para pelakunya supaya mereka menyadari terhadap kesalahannya. Sebagai contoh adalah menangkap pelakunya kemudian dberi sanksi/ hukuman yang benar-benar setimpal.

c. Gabungan

Sebagai contoh adalah memberikan nasihat supaya tidak melakukan pelanggaran dan pemberian hukuman setelah pelanggaran terjadi.

Berbagai macam cara dan upaya pencegahan penyimpangan sosial, baik itu yang bersifat preventif, represif dan gabungan antara keduanya bisa dilakukan dengan cara-cara berikut ini:

Preventif adalah mengajarkan dengan cara membimbing.

Kuratif adalah upaya pencegahan penyimpangan sosial yaitu dengan cara ancaman (kekerasan) atau hukum.

Compultion adalah usaha pencegahan terhadap penyimpangan sosial dengan cara menciptakan suatu situasi yang bisa mengubah sikap atau perilaku yang negatif.

Prevation adalah usaha pencegahan penyimpangan sosial dengan cara menyosialisasikan norma/ nilai secara terus menerus dan juga berulang-ulang, sehingga bisa terbentuk sikap yang diharapkan.

Dari keempat cara di atas intinya untuk cara pencegahan penyimpangan sosial adaah dengan mendidik, mengajak dan memaksa kepada warga masyarakat supaya mempunyai perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial.

Selain upaya yang bersifat resmi (formal), juga perlu ditempuh dengan cara yang lainnya yaitu dengan memanfaatkan potensi yang dipunyai masing-masing anggota masyarakat secara optimal. Sebagai upaya pencegahan penyimpangan sosial lewat bidang olahraga, musik, agama, dan bidang-bidang lainnya.

Rabu, 03 Maret 2021

Mengenal Sosiologi

Mengenal Sosiologi

(Pengertian, Sejarah, Ruang Lingkup, dan Ciri-cirinya)


Sumber : Koleksi foto pribadi Admin

Sosiologi adalah ilmu sosial yang mempelajari setiap kehidupan masyarakat. Objek kajian dari sosiologi tidak lain adalah kehidupan manusia.

Kata sosiologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata 'socius' yang artinya masyarakat, dan 'logos' yang artinya ilmu.

Istilah dari sosiologi pertama kali dikemukakan oleh seorang filsafat dari Prancis, bernama Auguste Comte pada tahun 1839. Oleh karena itu, Auguste Comte dikenal sebagai Bapak Sosiologi Dunia.

Mengutip dari e-Modul Kemendikbud Sosiologi Paket C Tingkatan V Setara SMA/MA karya Budi Rahayu, berikut adalah beberapa pengertian sosiologi yang dikemukakan oleh para ahli:

Mengutip dari e-Modul Kemendikbud Sosiologi Paket C Tingkatan V Setara SMA/MA karya Budi Rahayu, berikut adalah beberapa pengertian sosiologi yang dikemukakan oleh para ahli:

1. Max Weber

Sosiologi adalah ilmu yang berhubungan dengan pemahaman interorientasi, mengenai tindakan sosial yang berhubungan dengan suatu penjelasan sebab akibat mengenai arah dan konsekuensinya.

2. Pitirin A. Sorokin

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara macam-macam gejala sosial.

3. Emile Durkheim

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fakta-fakta sosial, terkait cara bertindak, berpikir dan perasaan di luar individu yang mempunyai kekuatan untuk mengendalikan individu.

4. Sejarah Sosiologi

Pada awalnya, sosiologi lahir dan berkembang di Eropa. Sosiologi lahir didasari akibat adanya guncangan sosial, dari efek revolusi industri di Prancis. Efek tersebut mengakibatkan banyak terjadinya eksploitasi tenaga kerja dan urbanisasi dan kekhawatiran di tengah masyarakat.

Atas dasar tersebut, kemudian August Comte merancang sebuah penelitian sosial yang digunakan untuk mempelajari pola kehidupan perilaku masyarakat pada abad ke 19. Penelitian sosial tersebut dilakukan secara ilmiah, yang kemudian dikenal sebagai sosiologi, seperti dilansir e-Modul Sosiologi Kelas X yang disusun oleh Sri Uji Partiwi, S.Sos. M.Pd.


Ruang Lingkup Sosiologi

  1. Peran dan kedudukan sosial individu dalam keluarga, kelompok sosial, dan lingkungan masyarakat.
  2. Perilaku anggota masyarakat dalam melakukan interaksi sosial, yang didasari oleh nilai-nilai dan norma.
  3. Masyarakat dan kebudayaan daerahnya sebagai submasyarakat nasional Indonesia.
  4. Perubahan dan masalah-masalah sosial budaya yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari berlangsung secara terus-menerus. Hal tersebut dapat disebabkan oleh faktor faktor internal dan eksternal.


Ciri-ciri Sosiologi

Adapun ciri-ciri dan karakteristik sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, antara lain:

a. Sosiologi Bersifat Empiris

Sosiologi didapat dari sebuah penelitian dan observasi berdasarkan kenyataan, yang dapat diuji secara ilmiah. Artinya, sosiologi tidak bersifat spekulatif (mengira-ngira suatu kebenaran).

b. Sosiologi Bersifat Teoritis (Abstraksi)

Sosilogi adalah ilmu yang dibangun menjadi sebuah teori, kemudian disusun secara logis yang bertujuan untuk mencari sebab akibat dari suatu fenomena sosial di masyarakat.

c. Sosiologi Bersifat Kumulatif

Sosiologi disusun berdasarkan teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Sosiologi bersifat dinamis, yang berkembang dari teori yang sudah ada. Teori tersebut kemudian akan dikritisi, diperbaiki, agar bisa lebih relevan sesuai dengan adanya perkembangan zaman.

d. Sosiologi Bersifat Nonetis

Sosiologi mempersoalkan sebuah fakta yang terjadi di masyarakat, bukan terkait tentang baik atau buruknya suatu fakta tersebut.